Media sosial bukan hanya tempat berbagi momen, tapi juga ladang subur bagi munculnya kata-kata baru yang mendadak viral. Salah satu kata yang sering muncul belakangan ini di kolom komentar, video TikTok, hingga obrolan sehari-hari adalah “pottele”. Bagi yang tidak berasal dari wilayah Sulawesi Selatan atau tidak familiar dengan bahasa Bugis, istilah ini tentu membingungkan. Maka wajar jika banyak orang bertanya, pottele artinya apa?
Kata ini terdengar lucu, ekspresif, dan penuh emosi. Tapi apa maknanya sebenarnya? Apakah hanya sekadar kata gaul kekinian? Atau punya arti yang lebih dalam dari sisi budaya dan sosial? Artikel ini akan membahas secara menyeluruh tentang arti kata pottele, asal-usulnya, alasan di balik viralitasnya, hingga bagaimana penggunaannya secara bijak dalam kehidupan sehari-hari.
Pottele Artinya Apa dalam Bahasa Asli?
“Pottele” berasal dari bahasa Bugis yang digunakan di Sulawesi Selatan. Dalam konteks aslinya, kata ini merupakan bentuk umpatan atau ungkapan emosi yang cenderung kasar. Dalam percakapan sehari-hari masyarakat Bugis, kata ini dipakai saat seseorang merasa kesal, marah, atau ingin melampiaskan kekesalannya.
Namun perlu dicatat, seperti banyak kata daerah lainnya, “pottele” tidak mudah diterjemahkan satu kata dalam bahasa Indonesia karena memiliki muatan emosi, budaya, dan ekspresi yang khas. Penggunaannya bisa dianggap tidak sopan jika disampaikan di luar konteks pergaulan akrab.
Kata Pottele dan Transformasi Maknanya di Internet
Ketika sebuah kata lokal menyebar ke media sosial, biasanya terjadi proses yang disebut “re-contextualization”, yaitu perubahan konteks dan makna. Pottele yang awalnya digunakan dalam percakapan intens emosional, kini menjadi bahan bercandaan, sarkasme, atau bentuk ekspresi yang dianggap ‘kocak’ oleh pengguna internet.
Beberapa video TikTok yang viral menggunakan kata ini sebagai bagian dari narasi lucu, reaksi terhadap hal absurd, atau punchline dari konten parodi. Bahkan ada yang menggabungkan kata ini dalam audio remix, meme, dan sticker WhatsApp.
Contoh Penggunaan Kata Pottele di Media Sosial
- Saat melihat sesuatu yang absurd:“Itu orang minum kopi pakai sedotan sambil salto, pottele!”
- Menanggapi teman yang tidak bisa diandalkan:“Janji jam 3 datang, jam 5 baru muncul. Pottele kamu.”
- Mengomentari video yang aneh:“Pottele kontennya random banget, ngakak!”
- Sindiran sarkastik:“Katanya kerja, tapi story nongkrong terus. Pottele hidupnya.”
Kata ini digunakan secara bebas sebagai cara cepat menyampaikan reaksi emosional atau komentar lucu, dengan sentuhan ‘kekesalan’ yang ringan.
Kenapa Kata Pottele Bisa Viral?
Beberapa alasan utama:
1. Unik dan Mudah Diingat
Pottele memiliki bunyi yang khas dan lucu saat diucapkan. Karakter bunyinya yang tajam membuat kata ini mudah menempel di ingatan.
2. Konotasi Emosional yang Kuat
Seperti “cok”, “anjay”, atau “gelo”, kata pottele membawa muatan emosi yang kuat dan fleksibel. Bisa digunakan untuk marah, bercanda, atau menyindir.
3. Terangkat oleh Influencer
Kreator konten dari Sulawesi atau yang fasih menggunakan bahasa Bugis memperkenalkan kata ini dalam video-video lucu, yang kemudian menyebar luas.
4. Algoritma Sosial Media
Video yang menggunakan kata ini mendapatkan banyak komentar, interaksi, dan view, membuatnya terus muncul di beranda pengguna.
Reaksi Publik Terhadap Kata Pottele
Tidak semua pengguna media sosial menerima kata ini secara positif. Ada yang menilai penggunaan pottele di luar konteks budaya Bugis bisa dianggap menyinggung. Terutama jika disampaikan dengan nada kasar kepada orang yang tidak dikenal.
Namun sebagian besar netizen menganggap kata ini sebagai bagian dari evolusi bahasa gaul yang lucu dan tidak serius. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai ‘kata penyegar’ karena bisa membuat situasi tegang jadi cair.
Baca juga: Te Amo Para Siempre Artinya: Ungkapan Cinta yang Mendalam
Bahaya Menggunakan Kata Pottele Secara Sembarangan
1. Berisiko Menyinggung Budaya Lokal
Karena asal-usulnya adalah kata kasar dalam bahasa Bugis, penggunaan sembarangan bisa dianggap tidak menghargai budaya daerah tersebut.
2. Salah Persepsi
Orang yang tidak tahu maknanya bisa salah paham dan menganggapnya sebagai penghinaan serius.
3. Dianggap Tidak Sopan
Jika digunakan di tempat umum, kantor, atau kepada orang yang lebih tua, pottele bisa dianggap tidak etis.
Tips Bijak Menggunakan Kata Pottele
- Gunakan hanya dalam konteks bercanda bersama teman dekat
- Hindari mengucapkannya dalam situasi formal atau profesional
- Jangan ditujukan untuk menyerang atau merendahkan orang lain
- Pahami budaya aslinya agar tidak menyinggung pihak lain
Bahasa Daerah Lain yang Juga Viral
Selain pottele, ada beberapa kata daerah lain yang juga sempat viral:
- Cok (Jawa Timur): Ungkapan kesal atau panggilan santai
- Anjay (Jakarta): Ekspresi kagum atau terkejut
- Asoy (Sunda): Artinya enak atau nyaman
- Gelo (Sunda): Gila dalam konteks bercanda
- Ndasmu (Jawa): Bentuk ungkapan kesal ringan
Kata-kata ini menunjukkan bagaimana bahasa daerah bisa menjadi bagian dari identitas anak muda dalam era digital.
Dampak Sosial dari Kata Viral Seperti Pottele
Positif:
- Memperkenalkan keragaman bahasa daerah
- Membuat komunikasi lebih ekspresif dan cair
- Jadi bahan humor dan kreativitas konten
Negatif:
- Potensi penyalahgunaan dan penghinaan
- Bisa mengaburkan makna asli kata dalam budaya
- Menumbuhkan normalisasi kata kasar jika tidak diajarkan konteksnya
Baca juga: Berair Rongkong Artinya: Ungkapan Gaul yang Lagi Viral di Media Sosial
Kesimpulan
Jadi, pottele artinya apa? Dalam bahasa aslinya, pottele adalah ungkapan emosi dari bahasa Bugis yang secara tradisional tergolong kasar. Namun, dalam konteks media sosial, kata ini mengalami perubahan fungsi dan digunakan sebagai ekspresi bercanda, sindiran, atau sarkasme ringan.
Meski terdengar lucu dan kekinian, penggunaannya harus tetap mempertimbangkan konteks budaya dan sopan santun. Jangan sampai tren digital membuat kita kehilangan etika dalam berkomunikasi.
Jika kamu ingin tetap gaul tapi juga bijak, gunakan pottele dengan cerdas. Jadikan bahasa sebagai alat untuk menyambung, bukan memutus hubungan sosial. Dan ingat, satu kata bisa punya makna berbeda tergantung di mana dan bagaimana kamu mengucapkannya.