Pernahkah Anda mendengar tentang hari bakcang? Perayaan ini bukan sekadar soal makanan lezat berbentuk segitiga yang dibungkus daun bambu. Hari bakcang, atau dikenal juga sebagai Festival Perahu Naga (Duanwu Jie), adalah hari istimewa dalam budaya Tionghoa yang dirayakan setiap tahun dengan berbagai tradisi yang kaya akan sejarah dan makna.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap apa itu hari bakcang, sejarah dan legenda di baliknya, tradisi-tradisi unik yang menyertainya, serta bagaimana masyarakat Indonesia ikut merayakan momen ini. Anda juga akan mendapatkan panduan membuat bakcang sendiri dan memaknai perayaan ini secara lebih mendalam.
Sejarah dan Asal-Usul Hari Bakcang
Legenda Qu Yuan: Puisi, Patriotisme, dan Pengorbanan
Hari bakcang berakar dari legenda Qu Yuan, seorang penyair dan menteri dari negara Chu pada zaman Dinasti Zhou sekitar 300 SM. Ia dikenal sebagai negarawan jujur dan sangat mencintai tanah airnya. Setelah difitnah dan dibuang dari pemerintahan, Qu Yuan bunuh diri dengan terjun ke Sungai Miluo.
Masyarakat yang mencintainya berbondong-bondong naik perahu dan melemparkan bakcang (zongzi) ke sungai agar ikan tidak memakan jasadnya. Dari situlah lahir tradisi membuat dan melempar bakcang serta lomba perahu naga.
Makna Simbolis Bakcang
Bakcang bukan sekadar makanan. Ia simbol pengorbanan, cinta tanah air, dan kesetiaan terhadap nilai luhur. Masyarakat Tionghoa menjadikan hari ini sebagai refleksi budaya sekaligus momentum kebersamaan keluarga.
Kapan Hari Bakcang Dirayakan?
Hari bakcang dirayakan setiap tahun pada hari ke-5 bulan ke-5 dalam kalender lunar Tionghoa, biasanya jatuh antara akhir Mei hingga pertengahan Juni kalender Masehi. Pada 2025, hari bakcang diperkirakan jatuh pada tanggal 1 Juni.
Bukan hanya di Tiongkok, perayaan ini juga diakui sebagai hari besar di Taiwan, Singapura, Malaysia, dan berbagai negara dengan populasi Tionghoa besar, termasuk Indonesia.
Tradisi Unik dalam Perayaan Hari Bakcang
1. Membuat dan Membagikan Bakcang
Kegiatan utama tentu adalah membuat bakcang, makanan dari beras ketan berisi daging, kacang, atau telur asin yang dibungkus daun bambu. Kegiatan membungkus bakcang dilakukan bersama keluarga besar sebagai simbol kebersamaan.
Bakcang kemudian dibagikan ke tetangga dan kerabat sebagai bentuk saling berbagi berkah.
2. Lomba Perahu Naga (Dragon Boat Race)
Di beberapa daerah seperti Pontianak dan Singkawang, digelar lomba perahu naga yang meriah. Perahu dihias menyerupai naga dan dikayuh oleh tim yang kompak. Ini melambangkan upaya masyarakat dalam legenda untuk mencari jasad Qu Yuan.
3. Menggantung Kantong Herbal (Xiangbao)
Tradisi ini bertujuan menangkal roh jahat dan penyakit. Anak-anak sering dipakaikan kantong berisi ramuan herbal dan memakai kalung warna-warni sebagai jimat pelindung.
4. Minum Anggur Realgar
Dulu dipercaya sebagai penangkal racun dan gangguan roh, terutama bagi anak-anak. Meski kini sudah jarang dilakukan, makna simbolisnya tetap diingat.
5. Membalik Telur Tegak
Uniknya, pada tengah hari di hari bakcang, dipercaya bahwa telur mentah bisa berdiri tegak di atas meja. Masyarakat melakukan ini sebagai simbol keseimbangan kosmik.
Resep dan Cara Membuat Bakcang Khas Tionghoa
Berikut resep tradisional bakcang isi daging ayam dan telur asin:
Bahan:
- 500 gram beras ketan, rendam semalaman
- 200 gram ayam cincang
- 2 butir telur asin (belah dua)
- 2 sdm kecap asin, 1 sdm saus tiram, 1 sdt gula, merica secukupnya
- Daun bambu (direndam dan disterilkan)
- Tali atau benang dapur
Cara Membuat:
- Tumis ayam dengan bumbu hingga matang.
- Tiriskan beras ketan, bumbui ringan.
- Ambil daun bambu, bentuk seperti kerucut.
- Isi dengan lapisan ketan, ayam, potongan telur, dan tutup lagi dengan ketan.
- Ikat erat, lalu kukus selama 2–3 jam.
Tips:
Gunakan daun bambu asli agar aroma autentik terjaga. Kukusan harus panas merata.
Makna Filosofis Hari Bakcang dalam Kehidupan Modern
Hari bakcang bukan hanya perayaan kuliner. Ia punya pesan moral:
- Pengorbanan demi kebenaran: seperti Qu Yuan, kita diajak teguh pada prinsip.
- Pentingnya budaya dan sejarah: mempertahankan nilai leluhur di tengah modernisasi.
- Kekuatan keluarga dan komunitas: saat membuat dan berbagi bakcang bersama.
- Keseimbangan dalam hidup: seperti filosofi telur tegak, kita diajak menjaga harmoni.
Dalam dunia modern yang serba cepat, hari bakcang menjadi oase untuk merenung, berkumpul, dan memperkuat identitas budaya.
Perayaan Hari Bakcang di Indonesia
1. Singkawang, Kalimantan Barat
Sebagai kota dengan populasi Tionghoa terbesar di Indonesia, Singkawang menggelar festival hari bakcang lengkap dengan parade naga dan lomba perahu naga.
2. Medan dan Pontianak
Warga keturunan Tionghoa di kota ini mengadakan perayaan dengan bazar makanan, pertunjukan barongsai, dan festival budaya.
3. Jakarta (Glodok)
Komunitas di Glodok aktif merayakan hari bakcang dengan membagikan ribuan bakcang gratis dan pertunjukan budaya di wihara-wihara.
Baca juga: Buah Anggur Shine Muscat: Manis, Segar, dan Kaya Manfaat
FAQ
Apa itu hari bakcang?
Hari bakcang adalah perayaan budaya Tionghoa yang dirayakan setiap tanggal 5 bulan 5 kalender lunar untuk mengenang Qu Yuan, dengan membuat dan makan bakcang.
Apakah hari bakcang hanya dirayakan oleh etnis Tionghoa?
Awalnya ya, namun kini perayaannya menjadi lebih inklusif dan dinikmati banyak komunitas sebagai bagian dari warisan budaya.
Apakah hari bakcang hari libur nasional?
Di Indonesia tidak, tapi di negara seperti Tiongkok dan Taiwan, hari bakcang adalah hari libur resmi.
Apa perbedaan bakcang manis dan asin?
Bakcang manis biasanya diisi kacang merah, sedangkan versi asin diisi daging ayam, babi, telur asin, atau jamur.
Apakah ada versi halal dari bakcang?
Tentu! Banyak penjual atau keluarga yang membuat bakcang halal dengan isian ayam, telur, jamur, dan tanpa menggunakan lemak babi.
Kesimpulan
Hari bakcang adalah momen penting dalam budaya Tionghoa yang sarat dengan nilai sejarah, simbolisme, dan kebersamaan. Melalui legenda Qu Yuan, kita diajak merenungi arti perjuangan dan pengorbanan. Melalui kegiatan membuat dan membagikan bakcang, kita memperkuat tali keluarga dan komunitas.
Sebagai bagian dari masyarakat multikultural, memahami dan menghargai hari bakcang adalah langkah kecil namun berarti dalam menjaga kerukunan dan kekayaan budaya Indonesia.
Jangan hanya nikmati rasa bakcangnya—resapi juga makna di baliknya. Selamat Hari Bakcang!