doom spending gen z

Doom Spending Gen Z: Fenomena Pengeluaran Impulsif yang Mengkhawatirkan

Pendahuluan

Generasi Z, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gen Z, lahir di era teknologi dan internet. Mereka tumbuh dengan akses mudah ke informasi dan terhubung erat dengan perkembangan teknologi. Namun, ada fenomena yang mulai mengkhawatirkan terkait kebiasaan konsumsi mereka, yaitu doom spending Gen Z. Doom spending merujuk pada kebiasaan belanja impulsif yang sering kali dipicu oleh kecemasan, stres, atau ketidakpastian masa depan.

Doom spending menjadi penting untuk dibahas karena pola belanja yang tidak terkontrol dapat berdampak buruk pada kondisi finansial, terutama bagi Gen Z yang baru memasuki dunia kerja atau masih berada di bangku pendidikan. Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu doom spending, mengapa fenomena ini terjadi di kalangan Gen Z, serta dampaknya terhadap kehidupan mereka.


1. Apa Itu Doom Spending Gen Z?

Doom spending Gen Z adalah fenomena di mana anggota generasi ini melakukan pengeluaran berlebihan sebagai bentuk pelarian dari perasaan negatif, seperti kecemasan atau stres. Belanja impulsif ini sering kali terjadi saat mereka merasa tertekan, baik oleh keadaan ekonomi, tekanan sosial, maupun perasaan tidak pasti tentang masa depan.

Studi Kasus Doom Spending Gen Z

Sebuah survei oleh platform keuangan Mint menunjukkan bahwa 57% dari Gen Z mengakui bahwa mereka melakukan pembelian yang tidak direncanakan ketika merasa stres. Salah satu contoh nyata adalah pembelian pakaian dan gadget yang mereka yakini dapat mengurangi kecemasan sementara.

Data Pendukung

Menurut laporan McKinsey, sebanyak 63% Gen Z berbelanja online lebih sering selama pandemi. Mereka mengakui bahwa alasan utama pembelian ini adalah untuk meningkatkan suasana hati di tengah ketidakpastian global.


2. Pengaruh Media Sosial dalam Doom Spending Gen Z

Salah satu faktor utama yang mendorong doom spending Gen Z adalah pengaruh kuat media sosial. Platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube dipenuhi oleh konten influencer yang mempromosikan gaya hidup mewah dan produk-produk terbaru. Hal ini memicu perasaan “fear of missing out” (FOMO) di antara Gen Z, sehingga mendorong mereka untuk melakukan pembelian impulsif agar tidak tertinggal tren.

Langkah Praktis Mengurangi Pengaruh Media Sosial

  1. Kurangi Paparan Konten Konsumerisme: Batasi waktu di media sosial, terutama di platform yang mempromosikan gaya hidup konsumtif.
  2. Ikuti Akun Edukasi Finansial: Alih-alih mengikuti influencer yang sering mempromosikan produk, ikuti akun yang memberikan tips manajemen keuangan.

Kutipan Ahli

Menurut psikolog konsumen, Dr. Juliet Schor, “Media sosial memiliki dampak besar dalam mendorong perilaku konsumtif, terutama bagi generasi muda yang terpapar tren gaya hidup yang sering kali tidak realistis.”


3. FOMO dan Tekanan Sosial dalam Perilaku Belanja Gen Z

Tekanan sosial untuk selalu “update” dengan tren terbaru menjadi salah satu pendorong utama doom spending Gen Z. Perasaan FOMO, atau ketakutan ketinggalan sesuatu, membuat mereka merasa harus memiliki barang-barang tertentu agar tetap diterima dalam lingkaran sosial mereka.

Manfaat Mengatasi FOMO

Mengatasi FOMO tidak hanya membantu mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan mental. Dengan tidak selalu mengikuti tren, Gen Z bisa lebih fokus pada pengeluaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Opini Pendukung

“Perasaan FOMO mendorong perilaku konsumtif di kalangan Gen Z. Mereka merasa harus selalu up-to-date dengan tren, padahal sering kali barang yang dibeli tidak benar-benar dibutuhkan,” ujar Ramit Sethi, penulis I Will Teach You to Be Rich.


4. Pandemi COVID-19 dan Peningkatan Doom Spending Gen Z

Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar pada kebiasaan belanja Gen Z. Dengan pembatasan sosial dan banyak waktu di rumah, belanja online menjadi semakin lazim. Sayangnya, banyak dari mereka yang menggunakan belanja online sebagai pelarian dari perasaan cemas akibat pandemi.

Tabel: Dampak Pandemi terhadap Doom Spending Gen Z

FaktorSebelum PandemiSetelah Pandemi
Frekuensi Belanja Online45%70%
Alasan Belanja ImpulsifKesenanganMengurangi Stres
Jenis Barang DibeliFashion & GadgetPerlengkapan Rumah

5. Pengaruh Krisis Ekonomi pada Doom Spending Gen Z

Ketidakpastian ekonomi global juga memainkan peran dalam doom spending Gen Z. Banyak dari mereka yang merasa pesimis tentang masa depan karier dan finansial mereka. Rasa pesimis ini sering kali membuat mereka memilih untuk menghabiskan uang mereka saat ini, dengan anggapan bahwa masa depan tidak pasti dan lebih baik menikmati hidup sekarang.

Contoh Kasus Nyata

Sebagai contoh, laporan dari PayPal menunjukkan bahwa banyak Gen Z yang memilih untuk menggunakan layanan “buy now, pay later” (BNPL) untuk membeli barang-barang yang tidak mendesak, seperti pakaian atau gadget, meski mereka sadar akan potensi utang yang dihasilkan.

Baca juga: Ramai-Ramai Perusahaan Pecat Pekerja Gen Z, Ternyata Ini 10 Alasannya


6. Kemudahan Akses ke Kredit dan Pinjaman Online

Akses mudah ke berbagai produk keuangan seperti kartu kredit, layanan “pay later”, dan pinjaman online semakin memperburuk perilaku doom spending Gen Z. Layanan-layanan ini memudahkan mereka untuk membeli barang tanpa memikirkan dampak jangka panjang, seperti bunga atau cicilan yang harus dibayar nanti.

Tips Mengelola Keuangan dan Menghindari Doom Spending

  1. Buat Anggaran Bulanan: Rencanakan pengeluaran berdasarkan pendapatan bulanan, dan batasi belanja impulsif.
  2. Gunakan Uang Tunai atau Debit: Menggunakan uang tunai atau kartu debit dapat membantu mengendalikan pengeluaran berlebihan karena langsung mengurangi saldo di rekening.
  3. Hindari Layanan Pay Later: Sebisa mungkin hindari penggunaan pay later atau kredit untuk pembelian yang tidak mendesak.

7. Kurangnya Pendidikan Finansial di Kalangan Gen Z

Salah satu alasan utama di balik fenomena doom spending Gen Z adalah kurangnya pendidikan finansial. Banyak dari mereka yang tidak diajarkan cara mengelola uang, membuat anggaran, atau menabung. Akibatnya, mereka sering kali terjebak dalam pola konsumsi yang tidak sehat.

Langkah Meningkatkan Pendidikan Finansial

Pendidikan finansial harus menjadi prioritas bagi Gen Z. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang keuangan, mereka dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana tentang pengeluaran mereka.

Data Pendukung

Menurut survei oleh National Financial Educators Council, hanya 25% dari Gen Z yang merasa yakin dengan kemampuan mereka dalam mengelola uang, menunjukkan perlunya peningkatan pendidikan finansial di kalangan generasi ini.


8. Dampak Jangka Panjang Doom Spending pada Keuangan Gen Z

Fenomena ini yang tidak terkendali dapat memiliki dampak jangka panjang yang serius bagi kondisi finansial Gen Z. Mereka dapat terjebak dalam utang, tidak memiliki tabungan darurat, dan kesulitan mencapai tujuan finansial jangka panjang seperti membeli rumah atau pensiun.

Manfaat Mengelola Pengeluaran dengan Bijak

Mengelola pengeluaran dengan bijak dapat membantu Gen Z membangun stabilitas finansial, menghindari utang, dan mempersiapkan masa depan yang lebih aman secara finansial.

Opini Pendukung

Menurut pakar keuangan pribadi Suze Orman, “Mengendalikan pengeluaran sejak dini adalah kunci untuk mencapai kebebasan finansial. Gen Z harus belajar hidup di bawah kemampuan mereka agar dapat menabung untuk masa depan.”


Tabel: Rekomendasi Pengelolaan Keuangan untuk Gen Z

LangkahDeskripsi
Buat anggaran bulananMembantu mengatur pengeluaran dan menghindari belanja impulsif.
Simpan 20% pendapatanTabung untuk dana darurat atau investasi jangka panjang.
Hindari penggunaan kreditGunakan uang tunai atau debit untuk mengurangi utang.
Kurangi paparan media sosialBatasi waktu di media sosial yang memicu FOMO dan doom spending.

Kesimpulan

Doom spending Gen Z adalah fenomena yang berkembang seiring dengan tekanan sosial, kemudahan akses ke belanja online, dan kurangnya pendidikan finansial. Perilaku belanja impulsif ini, jika tidak dikendalikan, dapat merusak kesehatan finansial generasi ini dalam jangka panjang. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendidikan finansial yang lebih baik, pengelolaan keuangan yang lebih bijak, serta upaya untuk mengurangi pengaruh negatif dari media sosial dan tekanan sosial.

Gen Z perlu menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara gaya hidup konsumtif dan keamanan finansial di masa depan. Jika langkah-langkah yang tepat diambil, mereka bisa menghindari jebakan doom spending dan membangun fondasi keuangan yang kuat untuk mencapai tujuan jangka panjang.


Scroll to Top